RSS

Pindahan Tulisan Bahasa Indonesia

Dear pembaca, untuk kedepannya tulisan dalam bahasa Indonesia di blog ini bakalan aku pindahkan ke blog aku yang lain "Nona Backpacker" biar gak bingung bacanya.. thanks!


Pengajuan Visa Schengen (ke 3) melalui Konjen Belanda Surabaya

Make your choice, adventurous stranger. Strike the bell and bide the danger. Or wonder 'til it drives you mad, what would have followed , if you had. - CS Lewis 

Setelah perencanaan berminggu2 akhirnya gue dan kak Mari sampe juga di hari H pengajuan permohonan visa Schengen di Konjen Belanda di Surabaya. Konsulat Belanda Surabaya ada di Jl. Imam Bonjol nomor 36.

Semua syarat sudah di siapkan dan di buat rangkap 3 just in case.

Seminggu sebelumnya tangggal 11 April gue sudah telepon ke Konjen  (+62 31 566 2409). Telepon sempat bikin drop sebab mbaknya bilang kalau schedule sudah penuh sampai dengan akhir bulan April. Hadeeuuhhhhh….. Take a note guys… sebulan sebelum keberangkatan harus sudah apply ya! 

Akhirnya kita di kasih hari Jum’at tanggal 19 April. Rencana trip kita di akhir paril yang tersisa cuma berapa hari (pas 2 minggu sebelum trip)

Gue masih nunggu sebab pas banget baru ganti KTP dan tukar Kartu Keluarga. Jadi semuanya serba telaaattt…. Bahkan dengan deg2an akhirnya aku cuma modal kartu keluarga yang cuma di print.. deg2an abiiiisss…

Kak Mari dan gue kebetulan yang aneh ketemu lagi di Cepu tapi dengan proyek migas yang beda… hahah no need to explain lah.. namanya orang lapangan siap pindah2.

Tanggal 19 kita berangkat naik Cepu Express, Kak Mari dari Cepu, gue dari Bojonegoro. Kita memang memulai dengan yang paling murce kereta harga 50rebuan.

Pas naik kereta, di sambut dengan “Fiko gue lupa foto” ahahahahaha….. biasanya gue yang kek ginihh… lupah ini dan lupah ituhh…

Tapi gue bilang ke kak Mari, kalau sempat kita foto dulu, trus baru ke Konjen sebab kereta kita sampainya jam 8.30 di PS Turi dan janjian dengan konjen jam 9.30 Sambil di kereta kita googling studio foto yang buka pagi dan dekat dengan Konjen. Kak Mari nemu satu studio. Ok lah, kita langsung naik taksi dari ps turi ke sana kalo gitu.

Pas sampai di PS Turi jreeeeennnggggggggg….. hujan dan BANJIR selutut. Allllammaaaaaakkkkkkk!!! Piyeeehh iki rekkk?

Gue udah berapa kali bolak balik Surabaya ok lah ke airport tapi ngga pernah liat banjir gitu (ternyata katanya kalau tiap ujan gede pasti banjir) halaaahhh....

Liat2an kita ketawa yup, Cuma bisa ketawa. Namanya backpacker girls itu memang harus penuh adventure.

Keknya memang harus di buat susah ya… ya sudah lah… gulung celana jeans, lepas sepatu bekep dokumen erat2… berasa jalan di Jambi-Seberang di kala banjir…. Mana mas2 becaknya tarik2 maksa, haiisshh anak gadis kok di tarik2 toh masss…. Kita berdu ayah pasti lebih galak dari mas2nya.

Dan, keluar dari stasiun Ps Turi banjir di jalan di luar pagarnya tuhh baijr makin dalam. Kagak ada taksi satupun!! Ya eyalaaahh… mana berani sedan lewat sini, bisa berenang aja tuh  taksi. Naas dah…

Gue bilang “pokoknya  gimana caranya kita sampe on time, kalau perlu kita berenang”.

Kita nyebrang jalan dan liat beberapa angkot lewat yang warnanya coklat, sangking tingginya air hampir  masuk kedalam angkot. Kita tanya ke arah Jl. Imam Bonjol ngga? Ibu2 di dalam angkot bilang, angkot ini lewat di Ujung jalan yang mengarah ke Jl. Imam Bonjol.

Gue sama Kak Mari baru di pindah tugaskan di Jawa Timur kurang dari 1 tahun. Jadi kalau ke Surabaya ya antara airport dan stasiun kereta PS. Turi buat naik kereta tujuan Cepu.

Naik angkot, aku minta Kak Mari nyalain GPS jadi kita bisa tau dimana pastinya enak berhentinya (dasar anak backpacker gak gampang percayaan hahahah). Tapi memang benar kata ibu2 tadi, kami turun di simpang lampu merah di persimpangan Jalan pasar Kembang dan nerusin jalan kaki terusin sampai Jl. RA Kartini. Jalannya memang sebenarnya ngga seberapa (sekitar 800 meter dari simpang kita turun) tapi dalam kondisi hujan gerimis, jalan bukan becek tapi tergenang. Yang gue takutin cuma dokumen dalam tas basah huhuhuh…. Kita ngga bisa berhenti sebab udah mepet banget waktunya.

Kak Mari masih takut soal foto, tapi kita terusin aja, mendingan berkas masuk dan disuruh lengkappi, tapi yang penting kita on time!

Masuk kedalam konjen penjagaan ngga seketat kedutaan besar-nya di Jakarta. Kurang lebih sama dengan Konjen Jerman yang berapa bulan yang lalu aku kunjungi. Cuma ada satu satpam yang berjaga buat ngecek nama dan jadwal. Tas ngga di periksa ketat juga.

Masuk kedalam ruang tunggu konjen, kondisinya lebih luas dan rapi ketimbang Konjen Jerman. Di dalam ruangan itu ada meja untuk formulir manual dan tatacara serta syarat untuk visa. Beruntungnya aku dan kak Mari waktu itu hanya kami berdua yang ada.

Ada satu meja di dekt pintu masuk, tapi waktu kami datang meja itu kosong, ngga ada yang jaga satupun.

Kami di persilahkan duduk dahulu, sampai petugas yang di dekat pintu datang.

Dokumen kamipun di cek dan di susun satu persatu dan di beri urutan nomor. Disinilah kak Mari baru memberitahukan kalau dia lupa passfoto. Mbak petugas kasih tau letak studio foto yang sudah buka jam segitu (jam 9 pagi). Aku sumpah rada cemas karena kondisi Surabaya yang banjir dimana-mana, dan masih hujan. Kita sepanjang jalan jarang banget liat taxi. Tapi kak Mari dengan gagah berani kembali gulung celana bilang its ok, ill be right back.

Ya sutralah, gue standby. Permohonan gue di proses. Gak berapa lama kak Mari pergi ada 2 orang datang satu ibu2 sekedar buat tanya2 soal pengajuan sama ada satu orang bapak2. Gak berapa lama ada bapak2 sama satu anak perempuan. Ternyata dia ngga bawa akte kelahiran anaknya, jadi harus balik.

Ngga berapa lama aku di panggil buat sidik jari sambal sedikit interview. Yang di tanyakan ngga beda jauh dengan pertanyaan standar dari pengajuan visa sebelumnya. Pertanyaannya:
  1. Tujuan ke Belanda? Liburan
  2. Selain ke Belanda mau kemana lagi? Perancis, Italy, Switzerland, sama Hungaria
  3. Sudah pernah ke Eropa ya? iya ini pengajuan ke 3 visa schengen
  4. Nanti transportasi bagaimana? Aku jelaskan kalau semua transport antar kota belum di booking, tunggu approval visa. Rencana mau pakai kereta dan pesawat waktu di Hungaria ke Italy. Tiket pesawat pp masuk dan keluar Eropa sudah ada alias confirmed.
  5. Ada sponsor atau mandiri? Ada kenalan di Belanda? Mandiri, ngga ada kenalan

Semua pertanyaan pakai Bahasa Indonesia. Bule yang tanya perempuan agak tua dan dia Bahasa indonesianya jelas kok. Aku di kasih kertas untuk pengambilan passport.

Untuk visa Schengen hasilnya kita gak tau langsung jadi bakalan deg2an nunggu 7-10 hari kemudian baru bisa tau visa di approve appa ngga.

Sudah selesai interview, aku nunggu kak Mari yang datang gak berapa lama kemudian. Semua berkas yang sudah di kumpulkan langsunng di masukkan ke loket. Aku kasih bocoran pertanyaan, hahah.

Ngga berapa lama dia di panggil buat interview dan sidik jari yang ngga lama.

Sebenarnya sih prosesnya ngga seberapa lama tapi dengan kondisi hujan dan banjir dan lupa dengan foto tadi yah lumayan lah jadi dari jam 9 kita di sana baru keluar dari konjen sekitar jam 11an.

Waktu kita selesai hujan juga sudah reda. Dan kita selesaikan hari itu dengan makan siang di Tunjungan Plaza di lanjut dengan langsung ke Ps. Turi yang airnya udah surut ibarat ngga ada apa2 pagi tadi.
Moral cerita kali ini… sebagai traveler kita wajib siap dengan semua tantangan di depan… jangan pernah telat janji interview visa dengan kedutaan, bakalan di tolak, banjir bukan alasan, gulung tuh celana, cangkring tuh sepatu tinggi2…. Hajar kabehh….

Masih banyak tantangan ke depan yang bakalan kita hadapin, dan… memang terbukti gitu kok ditiap kali trip back[acker… jadi no worries, be happy… bawa anteng!





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Backpacker Girls
Add blog to our blog directory.