RSS

Pindahan Tulisan Bahasa Indonesia

Dear pembaca, untuk kedepannya tulisan dalam bahasa Indonesia di blog ini bakalan aku pindahkan ke blog aku yang lain "Nona Backpacker" biar gak bingung bacanya.. thanks!


2nd Schengen visa-Pengajuan visa Schengen di Konsulat Jerman Surabaya-Part 2

Setelah mengumpulakan seluruh dokumen pendukung persyaratan visa, aku akhirnya mengontak konsulat Jerman di Surabaya untuk menanyakan beberapa hal melalui email (alamat emailnya; surabaya@hk-diplo.de). Aku buat janji untuk pengajuan dinomor telepon 031-563-1871, dapatnya janji di hari rabu tanggal 28 Oktober 2015 jam 11 pagi. Lumayan masih berapa minggu sebelum jadwal berangkat.

Hari rabu, naik kereta dari Bojonegoro, aku udah bawa semua dokumen dalam map sampe bawa lem kertas dan straples ibarat siap tempur ala UMPTN (hahah ketawan angkatan jadul ngomong UMPTN). Itupun masih bawa flashdisk sama laptop segala biar komplit.

Mengenang tahun 2011, segala horor dan suspense jadi keinget semua waktu mau apply Schengen dari Kedutaan Jerman di Jakarta. Cuma bisa pasrah kalau kejadian lagi,

Sampai di stasiun Ps. Turi, keluar dari stasiun langsung naik Bluebird jam 8.30, bekal alamat yang di print out, maklum bukan orang Surabaya--GPS HP on langsung! Lapernnya ngga ketulungan, jadi di jalan liat Mc D drive way jadi mampirlah buat beli sekedar menu breakfast plus kopi.

Oh ya, jangan lupa siapkan duit cash yang pas untuk bayar visa. Di putaran konsulat aku ngga liat ada ATM. Patokan konsulat yang aku udah google dari semalaman itu adalah hotel Mercure yang gak jauh (kurang dari 1km) dari konsul (lebih gampang di cari via google map).


Hotel Mercure,  gak jauh dari Konsul
Waktu sampai di Jalan Wahidin, aku malah tidak melihat tanda-tanda konsul. Tapi lihat bendera Swiss yang merah besar (catchy banget dah) di pagar konsul Swiss, jadi saya memutuskan berhenti.

Dan memang benar, di sebelah konsulat Swiss memang konsulat Jerman.


Di dalam ruang tunggu Konsul Swiss-Pagar konsulatnya Catchy dengan logo  + merah gede

Aku langsung mendatangi Pak Satpam, dan memberitahukan kalau saya ada janji jam 11. Pak Satpam langsung mengarahkan untuk mengisi buku tamu. Dia juga pegang check list untuk janji temu hari ini. Untuk pengamanan ngga seketat kedutaan besar Jerman di Jakarta. Jadi aku masih bisa bawa HP sama ipod beserta elektronik lainnya. Aku di suruh menunggu di ruang tunggu konsul Swiss yang ternyata ada pagar penghubungnya lumayan ruang tunggunya yang lebih adem.

Di ruang tunggu ada satu keluarga sepertinya dengan travel agent yang juga menungggu.

Lumayan sepi dan tenang, aku gak liat2 lagi cuek makan sarapan yang aku beli di Mc D tadi. Gak nyadar banget ada mbak2 di balik meja di ruangan sebelah hahahah mungkin mikir tuh mbak gila amit makannya buas (sumpah gue lapar). HP pun aku colokin buat nge-cas  (ngga tau ada mbak di sana tadinya aku asal colok aja).

Pas habis makan, mbaknya yang sepertinya sudah nunggu, manggil dan minta semua dokumen di serahkan. Dia susun ulang semua dokumen dan cek ulang kelengkapan. (ini posisi masih di gedung Swiss tadi ya)

Sampe sini herannya aku nga seberapa deg2an. Gak sama dengan suasana waktu di Kedutaan Jerman yang Jakarta, dari awal tuh suspense abis. Di sini berasa lebih relax. Aku juga masih di perbolehkan pakai hp (gue gak nyadar ada tuh mbak jadi selfie2 lah gue hahahah).


Bukan promo sepatu-tapi takjub aja ngga seketat Jakarta

Jam 11 lewat (yupp agak ngaret), aku di suruh naik ke konsul. Keluar dari ruang tunggu ngelewatin pos securty (nga di suruh titip tas segala) menuju lantai 2 konsul Jerman.

Di lantai 2 ternyata lebih sepi lagi. Cuma ada 2 petugas di sana. Ada ruang tunggu kecil di sana.
Sampai di sana aku langsung menghampiri loket dan menyerahkan semua dokumen.

Waktu aku menyerahkan print out dari website Videx, ternyata memang benar aku melakukan kesalahan.

NOTE: kosongkan bagian yang tidak perlu!!! bahkan jangan di tulis "N/A" (Not applicable)
Aku tulis di sebagian besar form tersebut dengan N/A sebab dari pengalaman pengajuan visa terdahulu aku di bilang tidak boleh mengosongkan jawaban (di lembar permohonan manual).

Jadi beruntunglah aku bawa laptop dan langsung sambung ke internet via HP, dan mbak yang di konsulat baik banget boleh minta tolong print ulang. Jadi aku simpan form yang sudah selesai di revisi dan simpan  melalui flashdisk untuk kemudian di print. Fiuuuhhhh!!!

Selain dari itu, berhubung aku juga dapat surat undangan resmi/Verpflichtungserklarung, dan di nyatakan semua pembiayaan di tanggung oleh pengundang (ada kolom contengan di bawah surat yang menyatakan demikian), seharusnya tidak butuh print out dari tabungan aku. Tapi memang aku buat jaga-jaga sudah siapkan---daaannn kemudian di tanyakan. Aku langsung serahkan semua copy print out tabungan. Untuk pengajuan yang sebelumnya dari kedutaan Jerman di Jakarta aku malah tidak diminta. Menurut mbaknya, ini adalah aturan baru--wokkey baiklah.

NOTE: walaupun sudah ada pengundang dan ada surat resmi, untuk jaga2 yah print out sajalah tabungan!

Selesai seluruh dokumen di serah terima, tentunya ada sesi tanya jawab yang ternyata pertanyaannya masih sama dengan beberapa tahun yang lalu. Yang di tanyakan seputar pekerjaan kita, apakah punya aset atau tidak (mobil/motor, tanah, rumah atau apartemen), pegawai kontrak atau permanen, dimana kerja kita, dan soal pengundang/penanggung. Di mana ketemu, cara komunikasi dengan bahasa apa, sudah berapa lama kenal dengan pengundang, dll. Tapi jangan khawatir, ngga terlalu detail sampe nanya nama orang tua, nama saudara dsb (hahah gue sempat stres waktu pertama mikir ini yang bakalan di tanyakan). Pertanyaan juga akan seputar rencana perjalanan. Tapi berhubung selama 14 hari aku cuma di Frankfurt dan sekitarnya jadi aku cuma kasih tau kota-kota sekitar aja. Tapi sepertinya si mbak rada relax dengan pertanyaan sebab aku sudah pernah ke sana dan malah banyak tanya soal proyek aku **grin** pekerjaan pasti bakalan di tanyakan sebab mereka juga gak mau kita ke sana nantinya malah cari kerja.

Ibu satunya, baru bertanya ketika semua proses selesai, dia menanyakan soal facial paralysis aku--hahah dia tadinya menngira aku pernah kena stroke! (anyway ini OOT banget ya).

Daaannn setelah itu, aku di kasih selembar surat bukti pembayaran, disuruh datang lagi setelah 14 hari kerja. Dokumen asli seperti Verpflichtungserklarung di kembalikan.

Keluar dari konsul aku akhirnya jalan kaki ke arah Hotel Mercure, sebab aku ingat di jalan di samping hotel tersebut ada pangkalan taksi Blue Bird. Jadi yo wesss... jalan kaki biar hapal nih jalan (sambil berdoa komat kamit di tiap langkah, suatu saat bakalan apply lagi visa Schengen dan jalan lagi melalui jalan ini--amiiinnn).

Jreeeenggg jreeeengg..... demikianlah.

Tinggal ngarep dot com, dapat mukjizat dari negara yang paling pelit dengan visa, dapat multiply buat 3 bulan hahaaayyyy!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 comments:

Insert Ins' Art said...

halo, makasih ya sudah share ngebantu banget! untuk rekening 3 bulan itu, bakal di-approve kedutaan jerman kalau saldo berapa ya? thank you

Fico said...

Ngga Ada patokan kgususnya sih. Sebenarnya yg umum d pake dari kedutaan Belanda besarbya minimal setara dengan 34 euro perhari. Tunggal dikalikan dengan lama tinggal aja
Tapi rasanya kalau senua dokumen lengkap mereka cuma may liat transfer gaji aja. Sebab Saya jujur pernah tabungan di bawah 5 juta approved aja.

Backpacker Girls
Add blog to our blog directory.